Habitat Penyu Hijau Terancam

Posted on Updated on

Pengelolaan Pulau Bengkaru di Kepulauan Banyak, Kabupaten Singkil, Nanggroe Aceh Darussalam, perlu dievaluasi. Sebab, pulau tempat bertelur penyu hijau (Chelonia mydas) dan penyu belimbing (Dermochelys coriaceae) itu ternyata diserahkan pemerintah kabupaten kepada pengusaha telur penyu.

Setiap hari sekitar seribu telur penyu hijau dan penyu belimbing dari salah satu pulau terluar di Indonesia yang berjarak sekitar 58 mil dari kota Singkil itu diambil dan dijual bebas oleh pengusaha yang memenangi lelang. Ini bukan mustahil mengancam habitat penyu yang terancam punah tersebut.
Sumali (36), pengelola Pulau Bengkaru (12.000 hektar), yang ditemui baru-baru ini mengatakan, setiap bulan ia menyetor Rp 1 juta kepada Dinas Pendapatan Kabupaten Singkil atas hak pengelolaan telur penyu di pulau itu.

Sumali juga mengaku mengeluarkan uang Rp 1,6 juta per bulan untuk sejumlah pejabat di Kecamatan Pulau Banyak hingga Kabupaten Singkil. Saya menjalankan hak mengelola telur penyu di Bengkaru, yang kontraknya atas nama adik saya, Risman. Pengambilan telur penyu sudah berlangsung lama, dan pengusaha yang menang kontrak berganti-ganti. Kami baru sekali memenangi kontrak, kata Sumali.

Dalam Surat Perjanjian Kontrak Nomor 973/475/2005 yang ditandatangani Risman (33) selaku pengusaha dan Kepala Dinas Pendapatan Kabupaten Singkil Sjamsuddin Rizzard atas nama Bupati Singkil pada 23 Oktober 2005, Risman diperbolehkan mengambil 50 persen telur penyu di titik ketiga pada garis pantai.

Kontrak yang akan berakhir November 2006 itu juga menyebutkan, Risman harus membayar Rp 1 juta per bulan kepada Pemerintah Kabupaten Singkil. Sumali mengaku bebas mengambil dan menjual telur penyu dari Pulau Bengkaru.

Seperti terlihat pekan lalu, dua orang suruhan Sumali mengambil semua telur penyu hijau yang ada di tiga sarang. Malam sebelumnya, penyu yang ada di kawasan itu bertelur sekitar 350 butir.

Pejabat Sementara Bupati Singkil Azmi mengatakan, penjualan telur penyu dibuat oleh bupati lama. Saya menjabat untuk sementara, sejak Juni 2005, katanya.

Mengenai kontrak terakhir yang ditandatangani pada Oktober 2005, Azmi mengatakan, ia tidak diberi tahu oleh bawahannya mengenai hal itu. Secara pribadi saya tidak tahu, tetapi akan saya selidiki. Pengelolaan penyu di Bengkaru tidak dibenarkan karena penyu harus dikonservasi, ucapnya.

Muhammad Tachsis, pegawai Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Nanggroe Aceh Darussalam di Kepulauan Banyak, mengatakan, Pulau Bengkaru sudah ditetapkan sebagai kawasan KSDA sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 12/KPTS/II/1987.
Pengambilan telur penyu hijau dan penyu belimbing juga melanggar undang-undang. Namun, kami tak bisa menghentikan pengambilan telur penyu karena pemerintah kabupaten yang melelang kepada pengusaha. Jika tak segera dihentikan, keberadaan penyu langka di Bengkaru akan punah, kata Tachsis. (Kompas)

Sumber: www.alumni-ipb.or.id

8 respons untuk ‘Habitat Penyu Hijau Terancam

    muslimsjukur said:
    27/11/2007 pukul 18:19

    artikel yang bagus

    Suka

    ZelmEdgelfige said:
    12/01/2008 pukul 00:52

    Make love, not war!

    Suka

    Lelo Jose said:
    14/10/2008 pukul 16:03

    Mengajak Anda untuk berpartisipasi dalam gerakan Indonesia Hijau. Adakan foto-foto dari Negeri Rencong ini?

    Suka

    falltara said:
    12/04/2009 pukul 01:42

    jadi…
    sebelum mereka benar2 punah…
    mana nih potonyaaaa…??
    they must be cute, kaann….

    *mupeng*

    reply from acehsingkil:

    :?? bisa ga ya dapat foto aslinya 🙂
    insyaallah…

    Suka

    ibnu sofyan said:
    27/11/2009 pukul 00:52

    saya sangat seding setelah membaca artikel ini.
    saya adalah mantan voluntir di Pulau Bangkaru.
    teman saya sampai meninggal dunia dalam program penyelamatan penyu di pulau itu.
    dan saya mengidap malaria permanen, tapi saya tidak menyesal. mari kita jaga asset alam yang berharga di Pulau bangkaru. jangan sampai anak cucu kita hanya dapat melihat penyu dari televisi atau media cetak.

    Suka

    […] Habitat Penyu Hijau Terancam […]

    Suka

    pulau tidung said:
    20/11/2014 pukul 11:10

    Hello! I know this is sort of off-topic however I had to ask.
    Does building a well-established blog such as yours take a lot of work?
    I’m brand new to writing a blog but I do write in my journal everyday.
    I’d like to start a blog so I can easily share my personal experience and feelings online.
    Please let me know if you have any recommendations or tips for new aspiring bloggers.
    Appreciate it!

    Suka

    acehsingkil responded:
    01/12/2014 pukul 18:55

    Hello there, I’m not sure how to reply your comment above. But I think when we start to maintain a blog with content we like there no need a lot of work. I mean, not no need work at all, but we doing this with fun so it make easier.
    Of course you need the readers to visit your blog, so you have to promote your blog to the right person/community who need/connected with what you write in your blog.
    I’ve start my blog since 2006, fortunately my blog at that time is the only blog that write and focus about Aceh Singkil.
    Happy blogging and nice to know you bro. 🙂

    Suka

Tinggalkan komentar